menilai jaringan lemak yang ada di perut. "Tujuannya untuk mengetahui
apakah seseorang telah masuk dalam kategori berisiko obesitas dan
terjadi komplikasi metabolik," ungkap Ralph Girson, SpPD, dari RS Royal
Progress, Jakarta. Kondisi tersebut meningkatkan potensi terjadinya
sindrom metabolik seperti diabetes (kencing manis), hipertensi (darah
tinggi), dislipidemia (gangguan lemak darah/kolesterol), serta dapat
meningkatkan risiko terjadi penyakit kardiovaskular dan penyumbatan
pembuluh darah.
Batasan lingkar perut yang
ditetapkan oleh WHO, untuk Asia Pasifik adalah di bawah 90 cm untuk
laki-laki dan di bawah 80 cm untuk wanita.
Penyebab bertambahnya lingkar perut ini bisa berbagai macam, di antaranya adalah :
Faktor Gaya Hidup
Pola makan yang tidak benar adalah penyebab utama pertambahan lingkar
perut. Kebiasaan hidup yang kurang aktivitas dan konsumsi makanan yang
berlebih dari energi yang dibutuhkan, membuat sisa kalori disimpan
sebagai lemak dalam sel-sel lemak.
Lemak menumpuk di seluruh tubuh, termasuk daerah perut, dan akan
meningkat seiring pertambahan berat badan dan gaya hidup yang buruk.
Kalori berlebih ini tersimpan dalam banyak makanan rendah serat maupun
tinggi lemak jenuh. Makanan seperti olahan daging, beberapa jenis
margarin, goreng-gorengan terutama dengan minyak goreng yang digunakan
berulang, sayur kalengan, beberapa makanan ringan, kue daging merah, dan
masih banyak lagi.
Faktor Usia
Secara alami, aktivitas akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.
Bukan hanya aktivitas yang berkurang, massa otot pun akan berkurang
ketika latihan sudah kurang intens. Ini semua menyebabkan penambahan
berat badan dan lingkar perut, apalagi aktivitas yang berkurang tidak
diimbangi dengan mengurangi asupan kalori. Hasilnya, semakin bertambah
usia semakin bertambah lingkar perut.
Faktor Gen/keturunan
Beberapa pendapat mengatakan, jika orangtua atau kakek-nenek memiliki
perut buncit, maka potensi untuk memiliki perut buncit pun semakin
besar. Dengan kata lain, orang dapat berkecenderungan menumpuk lemak di
perut secara genetik. Namun, jika tidak mengalami pertambahan berat
badan yang radikal, bagian tengah tubuh Anda pun tidak akan berkembang
pesat.
Selain itu, kebanyakan pria cenderung menyimpan lemak di perut atas dan
panggul (bentuk tubuh apel), sehingga dikatakan pria lebih berpotensi
memiliki perut buncit.
Sedangkan sebagian besar wanita sebelum menopause cenderung menyimpan
lemak di perut bawah, sisi paha, pinggul, dan pantat (bentuk tubuh
seperti buah pir). Setelah menopause, lemak akan lebih banyak tersimpan
di perut. Hal ini telah dikodekan dalam gen dan tidak dapat dikendalikan
ke mana lemak akan tersimpan. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah
menghindari pertambahan berat badan berlebih.
Faktor Alkohol
Ungkapan "perut bir" (beer belly) bukanlah mitos. Faktanya, mengonsumsi
alkohol terlalu banyak dapat menyebabkan tubuh kurang efisien dalam
membakar lemak. Lemak pun semakin banyak tertimbun dalam tubuh seiring
berjalannya waktu dan kebiasaan mengonsumsi alkohol yang terus berjalan.
Faktor Hormon
Peningkatan stres dalam kehidupan sehari-hari seperti kurangnya tidur,
dapat menyebabkan lemak perut bertambah. Kondisi kurang tidur
meningkatkan produksi hormon kortisol dalam otak dan ini meningkatkan
penumpukan lemak perut.
Adanya Lemak Perut
Sebuah penelitian oleh Lawson Health Research Institute menyebutkan,
hormon perangsang nafsu makan dan pengatur proporsi energi yang disimpan
dalam bentuk lemak, NPY atau neuropeptide-Y juga diproduksi oleh lemak
perut. NPY menghasilkan ulang sel-sel perkusor sel lemak, yang kemudian
berubah menjadi sel-sel lemak.
Dapat dikatakan, obesitas kemudian menjadi semacam lingkaran setan di
mana seseorang menjadi makan lebih banyak karena hormon NPY yang
dihasilkan oleh lemak perutnya. Padahal NPY juga menghasilkan sel-sel
lemak lebih banyak untuk ditumpuk menjadi lemak perut.
Dan inilah yang perlu di hindari supaya perut kita ga jadi Buncit
Perut buncit bukan didominasi oleh orang yang gemuk saja tetapi orang yang tubuh langsing pun bisa berperut membuncit.
Anda pasti pernah melihat orang seperti ini.
Penyebab perut buncit sebenarnya ada pada makanan favorit yang sering
kita konsumsi. Ada beberapa hal supaya Anda terhindar dari memiliki
perut buncit :
1. Hindari makan garam terlalu banyak. Garam membuat tubuh mengikat
banyak air. Seperti dikutip Prevention.com, banyaknya garam yang
dikonsumsi membuat perasaan lesu, penampilan bengkak, ditambah berat
badan naik akibat resapan air di tubuh banyak.
2. Batasi makanan yang mengandung karbohidrat. Di dalam tubuh
karbohidrat diubah menjadi glikogen atau simpanan karbohidrat untuk
cadangan tenaga. Sama seperti garam, glikogen juga mengikat sekitar tiga
gram air. Dan ketika glikogen tidak dibakar, maka sudah dapat
dibayangkan apa yang terjadi pada tubuh kita bukan? Jadi mengkonsumsi
karbohidrat harus diimbangi dengan olahraga untuk membakar glikogen
dalam tubuh.
3. Hindari makan gorengan secara berlebihan. Makanan yang digoreng
adalah sumber makanan yang kaya akan lemak. Oleh tubuh, lemak dicerna
lebih lambat sehingga mudah menumpuk dalam perut.
4. Jangan konsumsi minuman berkarbonat. Saat mengkonsumsi minuman
berkarbonat, gelembung-gelembung dalam minuman tidak ikut tercerna di
lambung, melainkan akan terus tersimpan di dalam perut. Dengan demikian,
bisa dibayangkan apa yang terjadi kalau gelembung tersebut terus
mengendap di perut, dan tidak tercerna? ya, perut yang membuncit.
Jadi pikirkan baik-baik makanan yang akan anda konsumsi, mungkin makanan itu akan membuat perut Anda membuncit.
Sumber:http://www.jelajahunik.us
0 komentar:
Posting Komentar